Senin, 15 November 2010

Standart Kelulusan UN Bisa Berubah

Badan Standar Nasional Pendidikan menegaskan, tingkat kelulusan siswa peserta Ujian Nasional 2010 masih bisa berubah. Hal itu disebabkan karena dalam UN tahun ini, siswa yang tidak lulus, diberi kesempatan mengulang mata pelajaran yang nilainya masih kurang.

“Peningkatan kelulusan masih bisa terjadi karena adanya UN ulangan. Namun yang perlu diperhatikan UN ulangan memiliki prosedur yang sama dengan UN utama,” kata anggota BSNP Mungin Edy Wibowo kepada Suara Merdeka, Minggu (25/4).

Tidak hanya itu, lanjutnya, tingkat kesulitan soal dan pengawasan sama dengan UN utama. Sehingga, bukan berarti siswa yang mengikuti UN ulangan pasti lulus atau lebih mudah dibandingkan dengan UN utama. “Yang diulang adalah mata pelajaran yang tidak lulus. Bila siswa yang tidak lulus dalam UN utama tidak belajar dari pengalaman tersebut, bisa saja yang berangkutan kembali tidak lulus,” ujarnya.

Menurutnya, banyaknya siswa yang mengulang tak lepas dari ketatnya pengawasan yang dilakukan. Sehingga, kecurangan sangat sulit dilakukan karena tingkat kejujuran semua pihak meningkat dan UN didesain sedemikian rupa.

Masih adanya kesempatan di UN ulangan jelas berbeda dengan UN lalu, dimana berbagai upaya dilakukan agar peserta UN lulus. Sebab pada waktu itu, tidak ada UN ulangan.

Dikatakan, nilai yang diambil dari peserta UN ulangan adalah nilai tertinggi. Bagi siswa yang tidak lulus dalam UN ulangan, maka yang bersangkutan diberi dua pilihan, yaitu mengikuti UN tahun depan atau ujian Paket.

“Siswa diberi kesempatan untuk pindah jalur ke Paket B atau C. Sedangkan siswa yang akan mengulang pada tahun depan, akan diserahkan kepada sekolah masing-masing. Apakah dia belajar lagi selama setahun ke depan, atau yang bersangkutan dipanggil untuk belajar lagi menjelang UN,” tuturnya.

Mungin menegaskan, master soal sudah siap dikirim ke provinsi yang siswanya ada yang tidak lulus UN. Sebab pada saat penyusunan soal UN utama, BSNP sekaligus menyiapkan soal UN cadangan dan ulangan.

“Soal disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang mengulang dan mata pelajaran yang diulang. Belajar dari pengalaman lalu, kemungkinan terjadinya soal yang tertukar sangat kecil,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar